Desa Triwidadi merupakan salah satu dari enam desa yang dipilih oleh Pemerintah Provinsi DIY pada tahun 1994 sebagai Desa Budaya. Sejak tahun itu terdapat beragam entitas kebudayaan yang mulai tumbuh dan berkembang. Jika dilihat dinamikanya telah banyak fenomena menarik yang dapat ditindaklanjuti untuk program pengembangan yang lebih intensif. Bidang kesenian yang mulai digerakkan masyarakat di Desa Triwidadi ini meliputi karawitan, tari, kerajinan, batik, hadrah, dan band. Usulan ini secara tidak langsung merupakan implikasi dari dari pelaksanaan KKN ISI Yogyakarta yang pernah diselenggarakan di Desa Triwidadi tahun 2008, kebetulan kami termasuk salah satu mahasiswa yang diterjunkan di desa ini. Sepuluh tahun berlalu, Februari tahun 2019 kami menyempatkan berkunjung di di desa ini dan kemudian menjadi inspirasi kami untuk mengajukan program Penyuluhan Seni yang saat ini masih berlangsung di Dukuh Kadireso. Dalam implementasinya, pemerintah desa setempat membuka diri untuk penawaran kerjasama pengembangan lebih lanjut dan kami merespon untuk mengajukan sebagai materi usulan P3Wilsen tahun 2019. 



Program Pembinaan dan Pengembangan Wilayah Seni (P3WILSEN) di Desa Triwidadi, Pajangan, Bantul oleh Tim dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta





1.      Kelompok Karawitan Antri Geni

Antri Geni ini merupakan kelompok karawitan tertua di antara kelompok kesenian lain yang ada di Desa Triwidadi. Antri Geni telah berdiri sejak tahun 2005. Pesertanya terdiri dari berbagai kelompok karawitan pedukuhan yang ada di Desa Triwidadi, termasuk terdapat juga beberapa alumni ISI Yogyakarta yang berperan aktif dalam kelompok ini. Agenda rutinnya adalah pelatihan untuk pentas, mengiringi wayang kulit, kethoprak, aktif mengikuti perlombaaan, hingga program-program kreasi baru lainnya. Bukan hanya dalam bidang karawitan saja, kelompok ini telah menjadi semacam pusat bertemunya seniman-seniman di Desa Triwidadi dari berbagai bidang kesenian – tari, pedalangan, hingga ketoprak.

 

2.    Kelompok Rumah Musik Triwidadi

           Kelompok ini berdiri tahun 2014 dengan nama ‘Rumah Musik Triwidadi’ (RMT). Beranggotakan lebih dari 30 an peserta yang berasal dari 9 group band dukuh dengan 2 kelompok band utama. RMT ini telah membawahi kelompok-kelompok Band yang tersebar di hampir separuh dari 22 pedukuhan di Desa Triwidadi. Kelompok ini telah mengagendakan rutin jadwal untuk berlatih. Dinamikanya memperlihatkan capaian potensi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan lebih lanjut. Bahkan dalam perencanaannya, saat ini sedang mengagendakan untuk dapat mendirikan sebuah studio musik. Keberadaan RMT ke depan berpeluang besar akan menjadi penggerak kehidupan musik band di Desa Triwidadi. Angga and Friends adalah salah satu band dari 9 band yang aktif dalam bidang enterain pada berbagai acara. Berawal dari kerinduan pemuda – pemuda untuk bermusik bersama ini membawa mereka terus maju dari panggung ke panggung dan mengharumkan nama Triwidadi. Kelompok – kelompok band yang tergabung dalam RMT ini memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam bermusik.

 

3.    Kelompok Batik Triwidadi

           Kelompok ini mulai didirikan tahun 2016. Kurang lebih 3 tahun berjalan, kelompok ini diikuti oleh ibu-ibu hamper merata di seluruh wilayah kelurahan triwidadi mulai pedukuhan Kersan, Sabrang Lor, Kersan, Butuh kidul, Pajangan, Kadireso, hingga Kayuhan Kulon. Kegiatan utama dari kelompok ini adalah pelatihan rutin. Ada juga orientasi khusus untuk mengembangkan penciptaan motif, meskipun masih sangat terbatas. Berdasarkan wawancara kami dengan salah satu perangkat Desa Triwidadi, kelompok ini cenderung belum berkembang dinamis, terkait berbagai persoalan yang dialami. Meskipun demikian, keberadaan kelompok ini merupakan ruang yang prospektif untuk dikembangkan. Kelompok batik  ini tetap menjadi sebuah aset dan sekaligus peluang untuk memperkuat eksistensi Desa Triwidadi sebagai Desa Budaya.

 

4.    Kelompok Keroncong 77 Kayuhan Kulon

           Kelompok ini berdiri tahun 2018, tepatnya setelah lebaran. Keroncong 77 beranggotakan 10 orang, terdiri dari gabungan beberapa warga Kayuhan Kulon dan Kayuhan Wetan. Sesuatu yang spesial dari kelompok ini adalah anggotanya yang semua adalah pemuda, mulai dari penggerak hingga para pemainnya. Kelompok ini secara intensif sudah mengagendakan rutin latihan sekali dalam setiap minggunya. Meskipun baru satu tahun umurnya, Keroncong 77 telah mengadakan pementasan 14  kali. Melihat konsistensinya, kelompok ini potensial untuk berkembang menarik di kemudian hari.

 

5.    Kelompok Sanggar Tari

           Kelompok ini baru berdiri tahun 2017 dengan peserta umum dari warga Dukuh Butuh Lor. Anggotanya pasang surut dan kegiatannya juga cenderung belum bisa rutin sebab masih menyesuaikan dengan ada atau tidaknya acara pementasan di desa. Dalam wawancara kami kepada pimpinan kelompok tari ini, mbak Ainun, berharap keberadaan rintisan kelompok pelatihan tari ini dapat berkembang menjadi sanggar tari Desa Triwidadi. Kami menyimpulkan bahwa mbak Ainun berharap keberadaan sanggar ini dapat menyerap seluruh potensi dan minat dari masyarakat Desa Triwidadi untuk bergabung dan andil.