Senin, 07 Maret 2022
Desa Triwidadi merupakan
salah satu dari enam desa yang dipilih oleh Pemerintah Provinsi DIY pada tahun
1994 sebagai Desa Budaya. Sejak tahun itu terdapat beragam entitas kebudayaan
yang mulai tumbuh dan berkembang. Jika dilihat dinamikanya telah banyak
fenomena menarik yang dapat ditindaklanjuti untuk program pengembangan yang
lebih intensif. Bidang kesenian yang mulai digerakkan masyarakat di Desa
Triwidadi ini meliputi karawitan, tari, kerajinan, batik, hadrah, dan band.
Usulan ini secara tidak langsung merupakan implikasi dari dari pelaksanaan KKN
ISI Yogyakarta yang pernah diselenggarakan di Desa Triwidadi tahun 2008,
kebetulan kami termasuk salah satu mahasiswa yang diterjunkan di desa ini.
Sepuluh tahun berlalu, Februari tahun 2019 kami menyempatkan berkunjung di di
desa ini dan kemudian menjadi inspirasi kami untuk mengajukan program
Penyuluhan Seni yang saat ini masih berlangsung di Dukuh Kadireso. Dalam
implementasinya, pemerintah desa setempat membuka diri untuk penawaran
kerjasama pengembangan lebih lanjut dan kami merespon untuk mengajukan sebagai
materi usulan P3Wilsen tahun 2019.
1. Kelompok
Karawitan Antri Geni
Antri Geni ini merupakan kelompok
karawitan tertua di antara kelompok kesenian lain yang ada di Desa Triwidadi.
Antri Geni telah berdiri sejak tahun 2005. Pesertanya terdiri dari berbagai
kelompok karawitan pedukuhan yang ada di Desa Triwidadi, termasuk terdapat juga
beberapa alumni ISI Yogyakarta yang berperan aktif dalam kelompok ini. Agenda
rutinnya adalah pelatihan untuk pentas, mengiringi wayang kulit, kethoprak,
aktif mengikuti perlombaaan, hingga program-program kreasi baru lainnya. Bukan
hanya dalam bidang karawitan saja, kelompok ini telah menjadi semacam pusat
bertemunya seniman-seniman di Desa Triwidadi dari berbagai bidang kesenian –
tari, pedalangan, hingga ketoprak.
2.
Kelompok Rumah Musik
Triwidadi
Kelompok ini berdiri tahun 2014
dengan nama ‘Rumah Musik Triwidadi’ (RMT). Beranggotakan lebih dari 30 an
peserta yang berasal dari 9 group band dukuh dengan 2 kelompok band utama. RMT
ini telah membawahi kelompok-kelompok Band yang tersebar di hampir separuh dari
22 pedukuhan di Desa Triwidadi. Kelompok ini telah mengagendakan rutin jadwal
untuk berlatih. Dinamikanya memperlihatkan capaian potensi yang cukup
menjanjikan untuk dikembangkan lebih lanjut. Bahkan dalam perencanaannya, saat
ini sedang mengagendakan untuk dapat mendirikan sebuah studio musik. Keberadaan
RMT ke depan berpeluang besar akan menjadi penggerak kehidupan musik band di
Desa Triwidadi. Angga and Friends adalah salah satu band dari 9 band yang aktif
dalam bidang enterain pada berbagai acara. Berawal dari kerinduan pemuda –
pemuda untuk bermusik bersama ini membawa mereka terus maju dari panggung ke
panggung dan mengharumkan nama Triwidadi. Kelompok – kelompok band yang
tergabung dalam RMT ini memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam bermusik.
3.
Kelompok Batik Triwidadi
Kelompok ini mulai didirikan tahun
2016. Kurang lebih 3 tahun berjalan, kelompok ini diikuti oleh ibu-ibu hamper
merata di seluruh wilayah kelurahan triwidadi mulai pedukuhan Kersan, Sabrang
Lor, Kersan, Butuh kidul, Pajangan, Kadireso, hingga Kayuhan Kulon. Kegiatan
utama dari kelompok ini adalah pelatihan rutin. Ada juga orientasi khusus untuk
mengembangkan penciptaan motif, meskipun masih sangat terbatas. Berdasarkan
wawancara kami dengan salah satu perangkat Desa Triwidadi, kelompok ini
cenderung belum berkembang dinamis, terkait berbagai persoalan yang dialami. Meskipun
demikian, keberadaan kelompok ini merupakan ruang yang prospektif untuk
dikembangkan. Kelompok batik ini tetap
menjadi sebuah aset dan sekaligus peluang untuk memperkuat eksistensi Desa
Triwidadi sebagai Desa Budaya.
4.
Kelompok Keroncong 77
Kayuhan Kulon
Kelompok ini berdiri tahun 2018,
tepatnya setelah lebaran. Keroncong 77 beranggotakan 10 orang, terdiri dari
gabungan beberapa warga Kayuhan Kulon dan Kayuhan Wetan. Sesuatu yang spesial
dari kelompok ini adalah anggotanya yang semua adalah pemuda, mulai dari
penggerak hingga para pemainnya. Kelompok ini secara intensif sudah
mengagendakan rutin latihan sekali dalam setiap minggunya. Meskipun baru satu
tahun umurnya, Keroncong 77 telah mengadakan pementasan 14 kali. Melihat konsistensinya, kelompok ini
potensial untuk berkembang menarik di kemudian hari.
5.
Kelompok Sanggar Tari
Kelompok ini baru berdiri tahun
2017 dengan peserta umum dari warga Dukuh Butuh Lor. Anggotanya pasang surut
dan kegiatannya juga cenderung belum bisa rutin sebab masih menyesuaikan dengan
ada atau tidaknya acara pementasan di desa. Dalam wawancara kami kepada
pimpinan kelompok tari ini, mbak Ainun, berharap keberadaan rintisan kelompok
pelatihan tari ini dapat berkembang menjadi sanggar tari Desa Triwidadi. Kami
menyimpulkan bahwa mbak Ainun berharap keberadaan sanggar ini dapat menyerap
seluruh potensi dan minat dari masyarakat Desa Triwidadi untuk bergabung dan
andil.
Posted on 07.11 by http://dasvegg.blogspot.com/
Posted on 06.55 by http://dasvegg.blogspot.com/